SPRINGFIELD-
Perencanaan yg dilakukan oleh Terry Jones bersama rekan-rekannya dalam rangka
Pembakaran Al Quran
sebagai aksi peringatan peristiwa serangan 11 September, memang batal dilakukan. Tetapi dua pendeta pengikut Terry Jones, Pendeta Bob Old dan Pendeta Danny Allen yang justru merealisasikannya.Aksinya pembakaran dilakukan di hadapan sekelompok orang yang sebagiannya merupakan awak media, Sabtu (11/9) lalu, sama persis pada hari yang dideklarasikan Terry Jones.
Kedua pendeta itu menyiram dua mushaf dan sebuah teks Islam lainnya dengan cairan pembakar, lalu menyulutnya dengan api. Mereka menyaksikan bersama-sama kitab suci umat Islam itu menjadi abu.
Aksi dua pendeta itu dilakukan di pekarangan belakang kediaman Old. Mereka mengatakan aksinya merupakan pesan dari Tuhan. Old mengatakan gereja telah mengecewakan banyak orang karena tidak mendukung aksinya. ”Saya yakin bahwa sebagai negara kita berada dalam bahaya,” ujarnya sebagaimana dikutip media online Tennessean (12/9).
”Ini adalah buku berisi kebencian, bukan cinta,” katanya sambil memegang Al Quran sebelum kemudian membakarnya. ”Ini adalah kitab palsu, Nabi Muhammad adalah nabi palsu dan itu merupakan wahyu palsu,” tambahnya.
Kedua pendeta itu lantas melakukan apa yang disebutnya sebagai ’demonstrasi damai’ dengan sedikit gegap gempita. Delapan orang wartawan ikut menyaksikan aksi kedua rohaniwan gereja itu.
Salah seorang pembakar Al Quran akhirnya dipecat dari tempatnya bekerja. Pekerja bernama Derek Fenton (39) ini dipecat dari New Jersey (NJ) Transit setelah 11 tahun mengabdi. Pemecatan dilakukan setelah foto Fenton muncul di sebuah koran. ”Fenton telah melakukan pelanggaran terhadap kode etik New Jersey Transit.
Dia melanggar kepercayaan sebagai seorang karyawan dan dia harus dipecat,” ungkap juru bicara NJ Transit seperti dikutip dari harian Nydailynews edisi online, kemarin.
Meski dipecat, Fenton beruntung tidak dipenjara lantaran pihak kepolisian New York memutuskan membebaskannya pada Sabtu lalu. Fenton bahkan tidak dikenakan denda karena melanggar ketertiban umum.
Seorang petugas kepolisian mengatakan Fenton mengaku dirinya melakukan tindakan hal itu sebagai bagian dari dukungan terhadap AS untuk melawan. “Kita harus melawan, layaknya Perang Teh di Boston ketika melawan Inggris,” tutur petugas polisi tersebut menirukan perkataan Fenton.
Sumber lain pihak kepolisian mengatakan Fenton menggambarkan dirinya sebagai loyalis AS dan merasa hal yang dilakukan adalah sesuatu yang dibenarkan. “Dia terlihat gugup, awalnya mungkin dia berpikir itu bukanlah ide yang baik,” kata sumber tersebut.
Sementara itu, berdasarkan penuturan para tetangganya Fenton merupakan sosok yang ramah. Bahkan sejumlah tetangga begitu mendukung aksi yang dilakukannya ketika membakar Al Quran, meski lebih banyak yang menentangnya.
Randy McConnell (43) tetangga Fenton, menilai Fenton seorang yang mencintai keluarganya. “Dia menyayangi kedua anaknya dan dia suka dengan kereta. Saya tidak setuju dengan apa yang dilakukannya. Tapi sudah seharusnya ia tidak kehilangan pekerjaannya,” ujarnya.
Secara terpisah Chris Dunn dari New York Civil Liberties Union menilai pemecatan Fenton tidak sesuai konteks. Pasalnya, kata dia, Fenton membakar Al Quran di luar jam kerja. “Mahkamah Agung telah mengakui hak konstitusional untuk menjadikan aksi membakar bendera merupakan hal tercela. Berikutnya, pembakaran Al Quran mungkin dilindungi juga,” ungkapnya.
———
Di belahan dunia lain, muslim Yordania menanggapi provokasi yang dilakukan Terry Jones, pemimpin gereja di Florida yang ingin membakar Al Quran, dengan simpatik. Mereka memberikan bunga kepada pimpinan geraja terbesar negara itu yang berlokasi di Amman. Pemberian bunga dipilih sebagai bentuk simbol toleransi dan kerendahhatian muslim Yordania terhadap provokasi rencana pembakaran Al Quran.
Secara simbolis aksi pemberian bunga diserahterimakan oleh pemuda Muslim kepada pendeta gereja Selasa lalu. Pendeta Constantine Qarmash yang menerima delegasi pemuda Muslim mengawali serah terima itu dengan mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada peserta aksi.
Dalam pidatonya, Qarmash mengatakan apa yang dilakukan Terry Jones cenderung fanatis dan tidak sesuai dengan ajaran Kristen. “Orang ini memiliki niat jahat dan tindakan itu bukanlah seorang pendeta, karena pendeta seharusnya menyebarkan cinta dan toleransi. Dia tidak pantas menjadi pemimpin gereja,” ungkap dia seperti dikutip dari Alarabiya, kemarin.
Sementara itu, pemimpin aksi, Zaid Al Ouaidi, mengatakan ide penanaman bunga berawal dari pemikiran bahwa aksi provokatif seharusnya diladeni dengan aksi damai. Dia meyakini dengan cara damai akan menghindarkan diri dari hal yang tidak seharusnya terjadi. “Saya ingin menunjukan kepada dunia bahwa islam adalah agama yang mengusung perdamaia, menghargai toleransi dan keberagaman,” kata dia.
Ouadi juga mengatakan pihak gereja begitu menyambut gembira ihwal aksi penanaman bunga. Dia pun menilai pihak gereja begitu hangat dan menerima dengan bahagia pemberian bunga itu. “Bunga merupakan simbol nilai toleransi dan perdamaian serta hubungan yang panjang antara Islam dan Nasrani,” pungkasnya.
———
Seperti diketahui, rencana pembakaran Al Quran pada peringatan serangan bom ke World Trade Center, 11 September, oleh kelompok Dove World Outreach Center, pimpinan Evangelis Terry Jones dan Sylvia Jones, akhirnya dibatalkan.
Pembatalan terkait banyaknya kritik dan kecaman berbagai pihak, baik dari rakyat Amerika maupun tokoh agama di sejumlah negara lain.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama para tokoh lintas agama juga mengecam rencana tersebut. Dalam konferensi persnya di Istana Negara, Jakarta, Jumat (10/9) lalu, SBY menyampaikan rasa keprihatinan dan kecaman terhadap rencana kontroversial dan provokatif tersebut.
Presiden juga mengirim surat kepada Presiden AS Barack Obama melalui Kedutaan Besar AS di Jakarta mengenai keprihatinan masyarakat Indonesia dan mendesak agar pemerintah AS berbuat sesuatu untuk mencegah tindakan itu karena dapat mengganggu upaya membangun dialog antara AS dengan dunia Islam. Kecaman, keprihatinan dan surat yang sama disampaikan Persatuan Gereja Indonesia (PGI) kepada Obama.
Ketua Majelis Ulama Indonesia mengatakan aksi dari beberapa pengikut Terry Jones yang membakar Al Quran hanya mencari sensasi saja. Menurut Amidhan, yang terpenting aktor utama dari aksi pembakar Al Quran, yakni Terry Jones sudah membatalkan aksinya tersebut.
Saat ditanya mengenai tetap adanya aksi pembakaran Al Quran yang dilakukan oleh dua orang pengikut Terry Jones, dirinya mengatakan itu tidak lebih dari hanya cari sensasi saja.
“Saya memang sudah dengar ada aksi merobek dan membakar kulit depan Al-Quran, menurut saya itu hanya orang-orang yang mencari sensasi saja, tidak usah ini diangkat ke permukaan,” ucapnya. Dirinya mengatakan yang terpenting adalah aksi utama dari aktor utama yakni Terry Jones sudah batal dilakukan.
“Yang terpentingkan aksi utamanya yakni dari Terry Jones sudah dibatalkan, saya pikir kasus yang besar yang itu, kalau ada yang mengikuti dan tetap melakukan aksi itu, itu hanya mencari sensasi saja. Yang seperti itu tidak perlu diangkat dan diekspos terlalu berlebihan,” jelasnya.
Amidhan juga mengatakan dirinya merasa yakin Umat Islam Indonesia tidak terpancing dengan aksi tersebut. “Saya pikir tidak ada yang terpancing, dan kasus-kasus kekerasan yang terjadi sekarang saya pikir tidak ada kaitannya dengan aksi itu,” katanya.
Memang pada masa akhir zaman skrg berbagai macam yg dilakukan oleh kaum Yahudi dan Nasrani untuk menghancurkan Islam. Sebelum Islam tunduk di bawah telapak kaki org2 Yahudi dan Nasrani mereka gk akan berhenti untuk menjatuhkan islam. Apakah tindakan kita seandainya Umat Rasulullah diinjak-injak oleh kaum Nasrani dan Yahudi? apakah hanya berdiam diri atau benci dalam hati saja?
3 komentar:
Mmg yahudi keparat, pendeta bangsat..cuissss
Siapkan senjata dan doa untuk perang...AllahuAkbar..
AllahuAkbar..!!!
sudah q follow bos...
Posting Komentar
Saran Anda Lebih Berharga Daripada Isi Blog Saya !!